Nasi Gandul Romantis

Katanya, Nasi Gandul itu hidangan khas Pati, Jawa Tengah. Makanya, aku ngga bisa menolak ketika diajak oleh temanku untuk mampir ke salah satu warung Nasi Gandul di sana. Apalagi katanya, warung ini sudah pernah masuk tipi. Dan nama warungnya itu lho, ga nahan…

Nasi gandul itu nasi yang dimakan bersama masakan berkuah semacam rawon. tapi ga hitam pekat begitu. Rasanya juga cenderung manis. Tadinya kupikir isinya daging saja. Ada banyak pilihan untuk isinya, ternyata. Telur,  daging sapi, jeroan… Penyajiannya dilambari daun pisang, dan disertai suru (sendok dari daun). Tapi aku pilih makan pakai sendok stainless steel saja. Kurang trampil kalau pakai suru, takut cecer ke mana-mana…

Buatku, makan kurang mantap kalau ngga ada cekelan. Sesuatu yang dicekel — dipegang. Nah ini ada cekelan yang mantap. Tempe yang tebel dan garing ini keliatannya keras, tapi ternyata renyah…

Jujur saja, dari dulu aku bertanya-tanya kenapa namanya Nasi Gandul. Yang jelas bukan karena makannya sambil nggandhul. Apakah masaknya yang sambil nggandhul? Atau apa?

Tapi kemudian, ketika selesai makan aku mencari-cari tisu, ternyata ketemu tisunya digandhulke (digantung) seperti ini. Jadi mungkin inilah kenapa makanan ini disebut Nasi Gandul…

13 thoughts on “Nasi Gandul Romantis

  1. @didut, emang enak. Favorit? Kayanya semua makanan memang favoritmu deh hahaha

    @tobytall, itu cuma setengah porsi kok. Dikit…

    @slam, apane sing gondhal gandhul ha?

  2. @uni: hahaha. itu konklusi ngawurku aja kok…
    @warm: ke warung ngapain? 😀
    @astrid: paraniiii……..! 😀

  3. bukan kok sodara sodari,
    Yang pasti bukan karena tissue nya di “gandul” ke trus manae GANDUL. Soalnya banyak juga warung gandul yang menyediakan tissue di tempat tissue biasa.

    Setahu aku, asal kata GANDUL adalah karena pada jaman dahulu orang berjualan menu ini dengan cara di pikul. Di depan ada tempat nasi dan lauk nya sedangkan di belakang ada gentong (jaman dulu emang pake gentong dari tanah liat) untuk tempat kuah nya. Sedangkan penjualnya memikul ditengah dengan bambu.
    Penjual itu berkeliling sambil jalan, nah saat jalan itulah “bak” tempat nasi de depan dan “bak” tempat kuah di belakang ber”gandul”.

    Ini menurut cerita temen aku yang tinggal di pati.

  4. Sampun mboten sisah repot.monngo rawun dateng Pati, makan nasi Gandul Romantis, dijamin Bro….pua….aass

jangan sungkan kalau mau komen :)