limabelas hari yang indescribable

Sejak mulai ngeblog tahun 2007, kurasa aku masih termasuk konsisten posting. Kalau tidak di sini ya di sana, atau di sana.

Sejauh ini, cerpen masih menjadi label terbanyak untuk tulisan-tulisanku, selain grenengan tak karuan. Menulis cerpen dengan ending twist adalah aku.

Faktanya, meskipun boleh dibilang rajin posting, aku malas blogwalking. Dan meskipun orang bilang aku penulis, tahun ini aku merasa tidak menghasilkan apa-apa. Tagihan dari banyak teman untuk buku kedua selalu cuma kujawab dengan senyum atau tertawa.

Boleh dibilang aku mencari sebab serta mencari alasan. Punya bayi memang cukup signifikan mengurangi durasi duduk di depan komputer di rumah. Pengennya main aja sama dia. Sebagai pegawai, load pekerjaan di kantor juga tidak berkurang. Selain itu, entah dari mana datangnya kesempatan, akhir-akhir ini aku lebih banyak nggenjreng gitar ketimbang mengetuk keyboard komputer.

***

Aku sudah lama mendengar tentang flash fiction. Sebenarnya aku banyak juga menulis cerita yang kurang dari 500 karakter. Tapi hampir semua adalah sekedar penggalan fragmen, bukan cerita (yang dapat terbayang) utuh. Maka ketika datang tantangan #15HariNgeblogFF, aku tergelitik untuk ikut.

Harus menulis setiap hari selama 15 hari, dengan judul (bukan sekedar tema, tapi judul!) memang menantang. Sebenarnya aku agak diuntungkan, karena ‘membuat judul yang menarik’ adalah kelemahanku. Jadi dengan niat menggeliatkan lagi gairah menulis cerpen dalam diriku, tantangan ini menjadi solusi untuk mengasah kemampuan menggali ide dengan cepat, dan menuangkannya dengan efisien di tengah kesibukan kerja dan waktu yang terbatas.

Hal terberat ikut di even ini adalah untuk bisa konsisten menulis selama 15 hari berturut-turut. Harus diakui bahwa ide dan kesempatan tidak selalu bersahabat. Ada saat ketika otak dan waktu seperti tidak bisa dibagi karena harus fokus dengan tugas dan kewajiban sehari-hari.

Hal yang menyenangkan adalah ketika membaca tulisan teman-teman sesama peserta. Aku selalu dibikin takjub dengan ide-ide yang tak terduga. Sering tiba-tiba aku merasa garing di judul-judul tertentu. Tapi ternyata teman-teman masih mau membaca dan berkomentar. Ini membuatku tetap semangat untuk menyelesaikan tantangan sampai akhir.

Hal yang mengharukan adalah tantangan ini membuat Mbak Ibit aktif menulis lagi setelah blognya hiatus hampir setahun. Dia tetap berusaha menulis setiap hari, meskipun sedang ujian (maklum kelas enam). Bahkan meskipun sedang sakit gigi yang sampai dia bikin tangisan. Dia ga mau skip sama sekali. Terharu deh lihat dia nulis di BB sambil pringisan dan sesekali mengelus pipinya yang bengkak…

Hal yang menakjubkan adalah dua admin yang dengan sabar menjalankan tugasnya. Aku tidak bisa membayangkan capeknya. Memanage semua peserta dan keriwilannya. Membaca setiap mention dan tulisan, dari pagi sampai malam. Boleh dibilang malahan, 24 jam!

Even #15HariNgeblogFF memang sudah berakhir. Tapi kuharap, seru-seruan selama 15 hari terakhir ini tidak ikut berakhir. Terima kasih Unge dan MazMomo. Terima kasih teman-teman, yang peserta ataupun yang sekedar membaca. Hugs.

12 thoughts on “limabelas hari yang indescribable

  1. Pingback: Terima kasih. Sangat. | 15 Hari Menulis Flash Fiction

  2. Pingback: Kalian hebat! | 15 Hari Menulis Flash Fiction

  3. hehe… terima kasih yang sudah menyempatkan membaca.
    ternyata setelah even berakhir, malah jadi mandheg ini. ndilalah kok ya bersambung dengan kesibukan lain.

    ah. semandheg2nya aku, sejauh ini, baru paling lama sebulan. mudah2an ga ada mandheg yang lebih lama lagi.

  4. Copas komen di sana 😀

    “Bwahahaha… 😀

    Saya juga ngga bisa bikin judul yang oke bin menarik, punya batita dan… suka banget bikin cerita twist ending.

    *sok nyama-nyamain mba La.

    Hanya saja…

    cerita saya ngga se-keren mba Latree.. 😛

    *terima Rin… terima saja.. :mrgreen:

    😀

    Demikian.”

Leave a reply to ~Amela~ Cancel reply