Malam Puisi Edisi (bukan) Khusus Perempuan

Entah kenapa, Malam Puisi Semarang edisi Jumat 25 April 2014 lalu dihadiri 75% perempuan (berdasar pandangan mata). Barangkali karena temanya, ‘Perempuan dan Puisi’. Padahal sama sekali tidak ada maksud membatasi hadirin. Justru kupikir akan asik mengetahui pandangan laki-laki tentang ‘perempuan dan puisi’. Tentang perempuan yang berpuisi, tentang puisi oleh perempuan, tentang perempuan di dalam puisi.

20140505-084155.jpg

Salah satu hadirat ikut menghangatkan diskusi.

20140505-084222.jpg

Salah satu pembacaan puisi.

Sandra Palupi yang menjadi pemantik diskusi, mengajak audiens berdinamika untuk melihat tema-tema yang bagaimana yang lebih diminati perempuan: keluarga, cinta, tuhan. Sandra juga mengajak meraba, bagaimana citarasa kata dan diksi yang dipilih perempuan dan laki-laki dalam menulis puisi bertema sama, bisa dibedakan.

20140505-084206.jpg

Sandra Palupi, penyair perempuan yang tajam.

Satu kehormatan, malam puisi kemarin dihadiri sastrawan senior Semarang, bapak Djawahir Muhammad. Beliau merasa, perempuan adalah inspirasi tiada habis untuk menulis puisi. Hadir juga Bu Sulis Bambang dan Pak Driya, dua-duanya penyair senior penggerak komunitas Kumandang Sastra. Haru biru.

20140505-084141.jpg

Pak Djawahir memberikan petuah dan suntikan semangat untuk pecinta puisi muda di Semarang.

Pak Driya

Pentholan Komunitas Kumandang Sastra Semarang.

Di tengah acara, ada mbak-mbak berjilbab njawil aku, “Saya Otit dari Her Spirit Suara Merdeka.” Di benakku langsung melintas, wah, wawancara nih. Tapi yang lahir di bibirku, “Ya, ada yang bisa saya bantu?”

20140505-084232.jpg

Bu Sulis dan perempuan-perempuan pecinta puisi ini masuk koran. Kok cukup ya? >.<

Mbak Otit memang lebih menyoroti tentang ‘Perempuan dan Puisi’-nya, tapi tetap tidak melupakan acara Malam Puisi itu sendiri. Ya mungkin karena dia wartawan rubrik wanita, jadi dipas-paskan biar ndak overlap dengan wartawan budaya… Semoga setidaknya tetap membuat Malam Puisi lebih dikenal dan dicintai…

20140505-084309.jpg

Dan semoga para penggerak Malam Puisi Semarang tetap pinaringan kemauan, kekuatan, kesabaran dan segala yang dibutuhkan untuk menggelar Malam Puisi selanjutnya. Salam 🙂

2 thoughts on “Malam Puisi Edisi (bukan) Khusus Perempuan

  1. Di Jakarta ada juga malam puisi Jakarta, tapi jarak Bekasi Jakarta yang kemacetannya bikin stress membuatku jarang ikut acara seperti ini, padahal mau banget. Senang mendengar puisi-puisi indah 🙂

    • Malam Puisi ada di banyak kota mbak… di Bekasi kayanya ada. coba nanti kutanyakan pada teman-teman ya?

jangan sungkan kalau mau komen :)